Minggu, 19 Juni 2016

Quote Asatidz Salaf ..


.
.
Tidak Mungkin kecerdasan anda melebihi kebenaran yang diajarkan Allah, melebihi kebenaran yang diajarkan Rasulullah, tak mungkin...!!
.
. *Ust Maududi Abdullah*
"Jika engkau tidak mampu merangkul saudaramu ke surga, paling tidak jangan menjadi jembatan baginya menuju neraka."
.
*Ust Maududi Abdullah*
"Jika menurutmu ia tidak bisa menjadi sahabat bagimu maka tinggalkanlah dia, namun tidak perlu sampai engkau menjadikannya sebagai musuhmu."
.
.*Ust Firanda Andirja*
"Jangan sampai mengejar rizki menjadikan engkau lalai dari Yang Maha Pemberi Rizki."
.
*Ust Firanda Andirja*
"Agama Islam Agama Dalil, Bukan Dongeng Bukan cerita, Bukan kata Orang, Bukan banyaknya Orang, Kita Gak mengikuti nenek Moyang, yang kita ikuti adalah dalil."
.
*Ust Yazid Bin Abdul Qodir Jawas*
"Semakin seseorang sibuk memikirkan kebahagian saudaranya, maka ia semakin dibahagiakan Allah."
.
*Ust Firanda Andirja*
"Akhlak yang mulia adalah membalas keburukan dengan kebaikan, kalau hanya berbuat baik kepada yang baik maka itu sudah merupakan keharusan.
.
*Ust Firanda Andirja*
"Jika orang ingin berubah, temannya juga harus berubah."
.
*Ust Syafiq Reza Basalamah*
"Sibukkanlah diri dengan menuntut ilmu. Jangan menyibukkan diri dengan mengurusi Fitnah. Berapa banyak kitab ulama yang belum kita baca??? Ribuan!"
.
*Ust Yazid Abdul Qodir Jawas*
"Masuk Ramadhan ini antara berharap dan cemas, Berharap Mendapat ampunan Allah dan cemas bila keluar Ramadhan dosa belum mendapat ampunan-Nya."
.
*Ust Badru salam*
"Penyesalan di dunia adalah suatu awal yang baik untuk kembali ke jalan Allah dan meraih ampunan-Nya. Penyesalan di akhirat kelak tak akan berguna lagi."
.
*Ust Abdullah Zaen*
"Sekeras apapun teriakan orang bila anda menyikapinya dengan diam dan bahkan tersenyum maka ia segera diam."
.
*Ust Arifin Badri*
"Kita takut mati? padahal mati lebih baik dari pada fitnah. Kita takut miskin? padahal miskin lebih ringan untuk hisab."

فاصبر جميل ..

السلا م عليكم ..
Ana mau berbagi cerita sedikit aja..
Mumpung lagi libur pondok hehe 😂 .
.
Siapa disini yang anak pondok cuung ?
.
Di pondok masalah fitnah di fitnah sudah tak asing lagi di kuping kitaa.. iyaa kan (?) . Orang yang tidak bersalah pun menjadi korban fitnah..
Padahal, jelas jelas dia bersalah.. mengapa tidak mengakui kesalahan nya dan berubah untuk jadi lebih baik lagii.. eh ini malah mem fitnah si fulanah yang di anggap ngelaporin si fulanah ini bahwasanya dia begini begini ..
Waaah hati hati yaa sobat muslim. Jangan sampai kita ikut2an memfitnah orang lain...
.

المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده
. "Seorang muslim yang sejati adalah yang kaum muslimin selamat dari keburukan lisan dan tangannya" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
.
Menyebarkan berita kosong dan isu termasuk "qiila wa qoola" (katanya dan katanya) merupakan sikap yang ditolak dalam Islam dalam kondisi apapun dan dalam model apapun. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang "katanya dan katanya", dalam lafal Muslim dari hadits Abu Huroiroh
.

ويكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال وإضاعة المال "Dan Rasulullah membenci dari kalian "Katanya dan katanya", banyak bertanya, dan membuang-buang harta"
.
.

Maka jagalah lisanmu wahai saudaraku, jagalah penamu dan tulisan-tulisanmu dari menyebarkan berita-berita yang tidak ada bukti kebenarannya, maka engkau akan selamat dan mendapatkan pahala. Jika tidak, maka engkau akan terjerumus dalam dosa yang nyata dan kedustaan yang besar …! Dalam sunan Abu Dawud dengan sanad yang shahih bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seburuk-buruk kebiasaan seseorang adalah menjadikan perkataan "persangkaan mereka" sebagai kendaraannya"
.
Dan dalam shahih Muslim
.
من حدث بحديث وهو يرى أنه كذب فهو أحد الكاذبين .
"Barang siapa yang menyampaikan suatu pembicaraan dan ia menyangka bahwa pembicaraan tersebut adalah dusta maka ia adalah salah satu dari dua pendusta" .. .
Jauhilah perkataan dusta..
Jauhilah fitnah .. Jadilah seseorang yang menerima kebenaran... .
Semoga Allah senantiasa meneguhkan Tauhid kita, dan melindungi hambaNya yang mau ta'at pada Nya .. آمين

Jumat, 03 Juni 2016

Cara menentukan waktu di pesawat

Ada dua keadaan ketika orang naik pesawat terkait waktu terbenamnya matahari,

Pertama, telah masuk waktu maghrib ketika di darat. Lalu dia berbuka. Pada saat naik pesawat, dia melihat matahari, apakah puasanya batal? Lalu bagaimana aturan yang berlaku?

Allah menyebutkan batasan puasa dalam al-Quran,

ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ

Kemudian sempurnakanlah puasa sampai waktu malam. (QS. al-Baqarah: 187)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda,

إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ مِنْ هَا هُنَا ، وَأَدْبَرَ النَّهَارُ مِنْ هَا هُنَا ، وَغَرَبَتِ الشَّمْسُ ، فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ

Apabila malam telah datang dari arah sana dan siang telah pergi dari arah sana, serta matahari telah terbenam, maka orang puasa saatnya berbuka. (HR. Bukhari 1954).

Artinya, selama matahari telah terbenam maka orang yang puasa sudah boleh berbuka. Dimanapun dia berada. Dan puasannya terhitung sah.

Oleh karena itu, puasa calon penumpang ini sah. Sementara dia melihat matahari ketika di atas, ini tidak mempengaruhi keabsahan puasanya, dan tidak ada keharusan baginya untuk puasa lagi di atas pesawat sampai matahari benar-benar terbenam.

Kasusnya sama seperti orang yang tidak menemukan air setelah berusaha mencarinya, hingga akhirnya dia tayammum. Tiba-tiba seusai shalat, turun hujan. Orang ini tidak ada kewajiban untuk mengulang shalatnya, karena tadi telah dikerjakan dengan sempurna. Sementara keberadaan hujan sama sekali tidak mempengaruhi keabsahan shalatnya.

Kedua, ada orang yang naik pesawat menjelang terbenamnya matahari. Sementara dia terbang ke arah barat. Sehingga untuk mendapatkan terbenamnya matahari, butuh waktu lebih lama.

Sebagai ilustrasi, jika dia di darat, maghrib jam 18.00. Setengah jam sebelumnya pesawat take off, terbang ke arah barat. Matahari terus terlihat, dan baru terbenam sekitar jam 20.00.  Ada selisih 2 jam antara waktu berbuka di darat dengan di udara. Apa yang harus dilakukan orang ini?

Ada 2 pilihan,

[1] Jika dia tetap mempertahankan puasanya, maka dia tidak boleh berbuka. Meskipun maghribnya lebih lama. Karena dia hanya boleh berbuka setelah matahari terbenam. Allah mengingatkan,

ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ

Kemudian sempurnakanlah puasa sampai waktu malam. (QS. al-Baqarah: 187)

Selama dia masih melihat bulatan matahari, berarti belum masuk waktu malam.

[2] Dia membatalkan puasanya, karena statusnya sebagai musafir. Kemudian diganti dengan qadha setelah ramadhan. Terutama bagi mereka yang merasa keberatan jika harus puasa selama lebih dari 12 jam.

Allah berfirman, memberi keringanan bagi musafir untuk tidak puasa,

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

Siapa yang sakit atau sedang safar, maka dia ganti puasanya di hari lain sejumlah hari yang dia tinggalkan. (QS. al-Baqarah: 184).

Wallahu a’lam